• Rajalele

    Rajalele SuperNASA

  • lab Natural nusantara

    LAB NATURAL NUSANTARA

  • UDANG VITERNA

    UDANG VITERNA

  • JAMUR TIRAM POCNASA

    JAMUR TIRAM POCNASA

  • AYAM VITERNA

    AYAM VITERNA

CARA TANAM CABAI (2)

FASE TANAM 
  • Pemilihan Bibit: 
Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus. Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 – 30 hari). 
  • Cara Tanam: 
Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda. Plastik polibag dilepas. Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/ tangki. 
    www.kesawahlagi.blogspot.com
  • Pengamatan Hama dan Penyakit:
Kutu – kutuan (Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Pengendalian: Setiap ulat yang ditemukan dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI.
Ulat Grayak (Spodoptera litura dan S. exigua), Ciri ulat yang baru menetas/masih kecil berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Pengendalian: Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau PESTONA.
Bekicot/siput, Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Pengendalian: Dicari di sekitar pertanaman (kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.
Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Pengendalian: Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO.
Penyakit Bercak Daun (Cercospora capsici). Jamur ini menyerang pada musim hujan diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan pada daun tua.
Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai vektor AntraknosePengendalian: Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk, kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil Eugenol 40 buah/ha.
Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering. Pengendalian: Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari dengan GLIO di bawah tanaman.

------bersambung------ 
Read More »

CARA TANAM CABAI (1)

www.kesawahlagi.blogspot.comCabai atau lombok, siapa tak mengenalnya. Inilah salah satu tanaman populer dan luas sebarannya di Indonesia. Bahwa cabai adalah bagian dari budaya Nusantara bisa diciri dari pepatah "Tidak ada cabai, tidak nikmat makannya". Begitu pepatah para penggemar makanan pedas di Indonesia. Sampai-sampai untuk menggoda konsumen, warung makan atau restoran mesti mencantumkan kata pedas, lombok, cabai, atau yang berkait dengan cabai, misalnya warung makan Pondok Cabai, Tongseng Mercon, dll, untuk menggambarkan bahwa warung makan dan restorannya adalah yang paling mantap pedasnya. Itulah mengapa disisi lain godaan untuk menanam cabai selalu saja ada sepanjang tahun, sekalipun harganya sangat fluktuatif.

PENDAHULUAN 
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. mari kita kaji cara budidaya cabai yang efektif efisien agar menguntungkan, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas. 

FASE PRATANAM 
  1. Pengolahan Awal Lahan :  Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2. Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu). Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2. Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm. Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt). Supernasa : 1 botol dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor (+ 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m. POC NASA : 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 – 10 meter. Campurkan GLIO 100 – 200 gr ( 1 – 2 bungkus ) dengan 50 – 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan. Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 – 2 minggu ). 
  2. Benih: Kebutuhan per 1000 m2 1 – 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30. Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 – 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam. 
FASE PERSEMAIAN (0-30 HARI)
  1. Persiapan Persemaian Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia. Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang. 
  2. Penyemaian Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring. Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban. 
  3. Pengamatan Hama dan Penyakit 
  • Penyakit Rebah semai (dumping off): 
gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air. Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai. Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA. 
  • H a m a : 
Kutu Daun Persik (Aphid sp.), perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran. 
Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. 
Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip "panduan-cara-budidaya-cabai-cabe-merah-natural-nusantara-distributor-resmi-pupuk-organik-nasa-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-pestona-power-nutrition-bvr-glio-metilat-plus-npk-urea"

------bersambung ke CARA BERTANAM CABAI (2)------
Read More »

TRIK MEMBUAT BENIH PADI SENDIRI

Para petani padi pejuang bangsa dimanapun berada, 
Mari belajar bersama membuat benih padi unggul. Benih padi unggul sangat penting sekali bagi kita karena benih merupakan faktor utama dan penentu keberhasilan budidaya kita. Bagaimanapun baiknya perawatan tanaman yang dilakukan, hasilnya tidak dapat diharapkan jika benihnya jelek. Dan biaya perawatan tanaman akan semakin memberatkan jika tetap dipaksakan menggunakan benih yang jelek.

Saat ini banyak benih padi yang beredar di pasaran, yang sebagian diantaranya seingkali membuat kita kecewa melihat hasilnya. Seringkali kita menemukan kejadian walaupun benih yang kita gunakan tersebut telah bersertifikat dan berlabel, namun setelah kita tanam hasilnya tidak memuaskan.

http://goo.gl/VaoLLE; http://goo.gl/tvv1fq
  1. Langkah yang utama untuk membuat benih padi yang unggul adalah kita harus memiliki benih padi berlabel putih, benih dengan label putih bisa kita dapatkan di balai benih padi setempat. Seandainya kita kesulitan mendapatkan benih berlabel putih kita bisa juga menggunakan benih yang berlabel ungu. Benih berlabel ungu bisa kita dapatkan di kios-kios pertanian. Kebutuhan benih sekitar 25 Kg untuk lahan 1 ha.
  2. Langkah yang kedua kita siapkan lahan untuk menanam padi tersebut. Lahan harus terisolasi dengan tanaman padi yang lain agar kemurniannya terjaga. Jarak antar lahan dan tanaman padi yang lain minimal 10 m. Atau paling enak kalau kita menanamnya berbeda waktu dengan tanaman padi yang lain. Terserah saja caranya yang penting jangan sampai waktu pembungaannya sama.
Sebelum benih label putih/ ungu kita semai, sebaiknya kita seleksi dulu dengan menggunakan air garam/ air abu. Gunakan benih yang terendam dan jangan gunakan benih yang mengapung. Rendam dengan air bersih ditambah pupuk organik cair NASA selama 24 jam dan tiriskan selama 24 jam pula. Namun jika calon akar belum ada 0,5 cm pemeraman bisa diperlama 24 jam lagi.

Lahan pesemaian kita siapkan seperti biasa dengan luas kurang lebih 20 % dari luas lahan. Cara pembuatan bibit seperti padi biasa, hanya yang harus diperhatikan adalah saat bibit padi umur 1 minggu sebaiknya semprot Pupuk Organik Cair NASA + HORMONIK + pestisida organik PESTONA secukupnya. Dan saat bibit satu minggu menjelang tanam sebaiknya kita aplikasi pestisida organik BVR dan CORRIN, agar saat penanaman nanti tidak ada hama dan penyakit yang terbawa ke pertanaman.

Pada saat pengolahan tanah luku garu sebaiknya ditaburi Dolomit ditambah pupuk organik padat SUPERNASA dan Phospat (TSP atau SP-36).

Cara penanaman benih padi unggul yang baik adalah harus memperhatikan jarak tanam, yaitu jangan kurang dari 22 cm. Dan gunakan sistem tanam legowo 2 : 1 atau maksimal 4:1. Tanam harus umur muda, kurang dari 18 hss (hari setelah semai). Saat penanaman jangan terlalu dalam. Gunakan cara tanam jiwir 2-3 batang per lubang. Inilah kunci untuk meningkatkan produksi benih padi unggul.

Dalam pemeliharaan yang paling penting adalah pengairan yang berselang, yaitu pemberian air dan buang air sampai tanah agak mengering. Tanaman jangan selalu direndam air. Pemupukan gunakan NPK 300 kg/ ha dan tambahkan urea 100 kg/ha atau sesuaikan kebutuhan dengan menggunakan bagan warna daun. Pemupukan bisa diberikan 2 kali ataupun 3 kali. Penyemprotan Pupuk Organik Cair NASA dan HORMONIK atau GREENSTAR tiap 1-2 minggu sekali dan bisa dicampur dengan pestisida organik seperti PESTONA, BVR dan CORRIN.

Ketika tanaman benih padi unggul telah berbuah maka perlu dilakukan penyortiran, hal ini berguna untuk meningkatkan kemurnian benih. Penyortiran dilakukan dengan cara membuang/ memangkas bulir-bulir padi yang berbeda varietasnya. Pemangkasan juga dilakukan terhadap jenis gulma yang sefamili dengan padi.

Ada trik juga untuk memantapkan pengisian bulir, yaitu dengan cara menambahkan pupuk NPK ditambah pupuk organik padat POWER NUTRITION ketika bulir padi telah masak susu. Hal ini berfungsi untuk memperlama proses pengisian dan memundurkan masa panen.

Pemanenan benih padi unggul dilakukan jangan bersamaan dengan tanaman padi konsumsi. Hal ini bertujuan agar supaya benih tidak tercampur dengan benih lain. Gunakan sabit yang bergerigi dan taruh potongan malai pada terpal atau karung bekas. Pemanenan dilakukan saat padi menguning sekitar 90 %.

Penjemuran calon benih padi unggul sebaiknya tidak dilakukan dilantai jemur, tapi harus diberi alas terpal atau anyaman bambu. Penjemuran sebaikknya dilakukan saat pagi hari sekitar jam 07.00 sampai jam 10.00 dan sore hari sekitar jam 14.30 sampai jam 17.00. Keringkan sampai kadar air sekitar 14-12 %. Sebelum digunakan untuk benih sebaiknya benih padi unggul dilakukan stagnasi dulu (disimpan dalam karung) sekitar 1-2 minggu. Setelah proses stagnasi bibit padi unggul siap digunakan.
Read More »

HAMA PENYAKIT PADI SAWAH

http://bertanicarabaru.blogspot.com http://goo.gl/VaoLLE
Di Indonesia, tanaman padi diusahakan dalam skala yang luas, hampir merata di berbagai pulau di Indonesia. Itulah mengapa sebaran hama dan penyakit pada tanaman padi bisa menjadi wabah karena dapat menyerang pada skala yang luas juga.

Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengenal gejala dan organisme pengganggunya yang menyebabkan kerusakan pada tanaman padi, dan mengetahui cara penangannya. berikut berberapa gejala dan organisme pengganggu dan cara pengendaliannya:

Hama putih (Nymphula depunctalis).
  • Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
  • Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Thrips (Thrips oryzae).
  • Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. 
  • Pengendalian: Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). 
http://bertanicarabaru.blogspot.com http://goo.gl/VaoLLE
  • Gejala: Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. 
  • Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) Penyemprotan Beauveria bassiana
Walang sangit (Leptocoriza acuta).
  • Gejala: Menyerang buah padi yang masak susu, buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. 
  • Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida Organik Cair.
http://bertanicarabaru.blogspot.com http://goo.gl/VaoLLEKepik hijau (Nezara viridula). 
  • Gejala: Menyerang batang dan buah padi. pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. 
  • Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). 
  • Gejala: Menyerang batang dan pelepah daun, pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. 
  • Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Hama tikus (Rattus argentiventer).  
  • Gejala: Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah, adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. 
  • Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan Aromatic.
Burung.
  • gejala: Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. 
  • Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae
  • Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. 
  • Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC Khusus, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae
  • Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. 
  • Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian Gliocladium virens dan Corynebacterium di awal tanam.
Busuk pelepah daun. Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.
  • Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. 
  • Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian Gliocladium virens pada saat pembentukan anakan.
Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae
  • Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. 
  • Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan Gliocladium virens.
Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens
  • Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. 
  • Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.
Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps
  • Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
  • Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan Beauveria bassiana
"cara-menanam-padi-sawah-budidaya-cabe-bebek-petelur-pedaging-ternak-lele-jual-pupuk-organik-cair-granul"

Read More »

PADI SAWAH

http://bertanicarabaru.blogspot.com http://goo.gl/VaoLLE
Padi merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia. karena padi menghasilkan beras yang menjadi sumber energi utama bagi manusia Indonesia. Jumlah yang dibutuhkan sedemian besar, sehingga untuk memenuhinya diperlukan ilmu dan tehnologi yang benar. ditambah lagi dengan berkurangnya lahan sawah yang subur karena kepentingan yang lain.

Dengan dukungan lahan yang ada sejauh ini kita di Indonesia hanya mampu rata-rata 4-5 ton per hektar. Itulah sebabnya teknik budidaya padi menjadi bagian  penting untuk ketahanan bahkan kedaulatan pangan Indonesia.

Teknik pemupukan menjadi bagian penting dalam budidaya Padi Sawah di Indonesia. hal ini disebabkan karena tanah subur alami semakin berkurang karena, diantaranya disebabkan oleh, lahan subur alami terdegradasi karena cara budidaya yang terus menerus tanpa istirahat sehingga menurunkan kesuburan.

Untuk mengembalikan atau meningkatkan kesuburan diperlukan treatment atau perlakuan khusus agar produksi bisa dijaga bahkan ditingkatkan.
Berikut Teknik budidaya Padi Sawah dengan perlakuan khusus.

PERSIAPAN BIBIT DAN PEMUPUKAN

1. Benih Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan.

2. Perendaman Benih Benih direndam pupuk organik cair (POC) khusus dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 – 2 malam hingga benih berkecambah serentak.

3. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 – 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC khusus  dengan dosis 2 tutup/tangki.

4. Pemindahan benih Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.

5. Pemupukan menggunakan dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis rekomendasi setempat.
Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC khusus  kemudian disemprotkan (3-4 tutup POC khusus  + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta kondisi cuaca.


TABEL CONTOH PENGGUNAAN POC KHUSUS DAN POP KHUSUS

http://bertanicarabaru.blogspot.com http://goo.gl/VaoLLE

  • Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen 
http://bertanicarabaru.blogspot.com http://goo.gl/VaoLLE

  •  Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen 
http://bertanicarabaru.blogspot.com http://goo.gl/VaoLLE
  • Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen 

Cara Penggunaan POC khusus & POP khusus
  • Pemberian POP khusus dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan (hanya disiramkan).
  • Jika dengan POC khusus dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
  • Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPERNASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata.

6. Pengelolaan Lahan Ringan Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen. 

7. Penyiangan Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.

8. Pengairan Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
"panen-padi-dengan-pupuk-organik-nasa-natural-nusantara-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-bvr-aero-glio-pestona"
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi tergantung dari organisme pengganggunya. secara umum bisa dipelajari di halaman HAMA PENYAKIT PADI SAWAH.

PANEN DAN PASCA PANEN

Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk Alat yang digunakan ketam atau sabit Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin.

Setelah dirontokkan dan diayaki (Jawa : ditapeni), secara umum dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari. Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya. Beras siap dikonsumsi.
Read More »

TULISAN TERKAIT