Cabai atau lombok, siapa tak mengenalnya. Inilah salah satu tanaman populer dan luas sebarannya di Indonesia. Bahwa cabai adalah bagian dari budaya Nusantara bisa diciri dari pepatah "Tidak ada cabai, tidak nikmat makannya". Begitu pepatah para penggemar makanan pedas di Indonesia. Sampai-sampai untuk menggoda konsumen, warung makan atau restoran mesti mencantumkan kata pedas, lombok, cabai, atau yang berkait dengan cabai, misalnya warung makan Pondok Cabai, Tongseng Mercon, dll, untuk menggambarkan bahwa warung makan dan restorannya adalah yang paling mantap pedasnya. Itulah mengapa disisi lain godaan untuk menanam cabai selalu saja ada sepanjang tahun, sekalipun harganya sangat fluktuatif.
PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll. mari kita kaji cara budidaya cabai yang efektif efisien agar menguntungkan, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.
FASE PRATANAM
- Pengolahan Awal Lahan : Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2. Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu). Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2. Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm. Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt). Supernasa : 1 botol dilarutkan dalam 3 liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1 gembor (+ 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke bedengan + 5-10 m. POC NASA : 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang + 5 – 10 meter. Campurkan GLIO 100 – 200 gr ( 1 – 2 bungkus ) dengan 50 – 100 kg pupuk kandang, biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan. Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag ( biarkan + 1 – 2 minggu ).
- Benih: Kebutuhan per 1000 m2 1 – 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20, CB-30. Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 – 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam semalam.
- Persiapan Persemaian Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia. Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring, perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.
- Penyemaian Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk kandang matang yang telah disaring. Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS. Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.
- Pengamatan Hama dan Penyakit
- Penyakit Rebah semai (dumping off):
gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan (± 10 gr) per 10 liter air. Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit rebah semai. Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau PESTONA.
- H a m a :
Kutu Daun Persik (Aphid sp.), perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.
Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau PESTONA untuk mengurangi penyebaran.
Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau.
Cara mengatasi seperti pada Aphis dan Thrip "panduan-cara-budidaya-cabai-cabe-merah-natural-nusantara-distributor-resmi-pupuk-organik-nasa-pocnasa-hormonik-supernasa-pentana-pestona-power-nutrition-bvr-glio-metilat-plus-npk-urea"
------bersambung ke CARA BERTANAM CABAI (2)------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar